Tujuan dari penanganan pada
penyandang autisme adalah:
- Membangun komunikasi dua arah yang aktif,
- Mampu melakukan sosialisasi ke dalam lingkungan yang umum dan bukan hanya dalam lingkungan keluarga
- Menghilangkan dan meminimalkan perilaku tidak wajar,
- Mengajarkan materi akademik, serta,
- Meningkatkan kemampuan Bantu diri atau bina diri dan keterampilan lain.
Hal terpenting yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah menemukan program
intervensi dini yang baik bagi anak autis. Tujuan pertama adalah menembus
tembok penghalang interaksi sosial anak dan menitikberatkan komunikasi dengan
orang lain melalui cara menunjuk jari, menggunakan gambar dan kadang bahasa
isyarat serta kata-kata. Program intervensi dini menawarkan pelayanan pendidikan
dan penanganan untuk anak-anak berusia dibawah 3 tahun yang telah didiagnosis
mengalami ketidakmampuan fisik atau kognitif.
Beberapa Jenis terapi yang
bisa dilakukan pada anak autisme adalah sebagai berikut:
a. Terapi perilaku
- Terapi okupasi dilakukan untuk membantu menguatkan, memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot pada anak autis.
- Terapi wicara (speech therapy) merupakan suatu keharusan, karena anak autis mempunyai keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa.
- Sosialisasi dengan menghilangkan perilaku yang tidak wajar
- Terapi okupasi dilakukan untuk membantu menguatkan, memperbaiki koordinasi dan keterampilan otot pada anak autis.
- Terapi wicara (speech therapy) merupakan suatu keharusan, karena anak autis mempunyai keterlambatan bicara dan kesulitan berbahasa.
- Sosialisasi dengan menghilangkan perilaku yang tidak wajar
b. Terapi biomedik
Pada
masa remaja, beberapa perilaku agresif bisa semakin sulit dihadapi dan sering
menimbulkan depresi. Kadang obat-obatan bisa membantu meskipun tidak dapat
menghilangkan penyebabnya. Haloperidol terutama digunakan untuk mengendalikan
perilaku yang sangat agresif dan membahayakan diri sendiri. Fenfluramin,
buspiron, risperidon dan penghambat reuptake serotonin selektif (fluoksetin,
paroksetin dan sertralin) digunakan untuk mengatasi berbagai gejala dan perilaku
pada anak autis.
c.
Sosialisasi ke sekolah
regular
Anak
autis yang telah mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik dapat
dicoba untuk memasuki sekolah formal sesuai dengan umurnya dengan tidak
meninggalkan terapi perilakunya.
d. Sekolah (Pendidikan) Khusus
Pada sekolah (pendidikan) khusus ini dikemas khusus untuk
penyandang autis yang meliputi terapi perilaku, wicara dan okupasi, bila perlu
dapat ditambahkan dengan terapi obat-obatan, vitamin dan nutrisi yang memadai.
Program pendidikan untuk
anak autis sangat terstruktur, menitikberatkan kepada kemampuan berkomunikasi
dan sosialisasi serta teknik pengelolaan perilaku positif. Strategi yang
digunakan di dalam kelas sebaiknya juga diterapkan di rumah sehingga anak
memiliki lingkungan fisik dan sosial yang tidak terlalu berbeda. Dukungan
pendidikan seperti terapi wicara, terapi okupasional dan terapi fisik merupakan
bagian dari pendidikan di sekolah anak autis. Keterampilan lainnya, seperti
memasak, berbelanja atau menyebrang jalan, akan dimasukkan ke dalam rencana
pendidikan individual untuk meningkatkan kemandirian anak. Tujuan keseluruhan
untuk anak adalah membangun kemampuan sosial dan berkomunikasi sampai ke
tingkat tertinggi atau membangun potensinya yang tertinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar